CARIAN ANDA

Tuesday, August 2, 2016

Kesalahan Mendidik Anak Usia Pra-Sekolah dan Usia Sekolah

HAI UOLS. LAMA xupdate blogs. Kalau terajin atau ada ilmu yg rasa elok dikongsi barula teringat nak jengah2 kesini.


kredit to: http://www.mamapeduli.info/2014/03/79-kesalahan-mendidik-anak-usia-pra.html#ixzz3rKlNfY3X


79 Kesalahan Mendidik Anak Usia Pra-Sekolah dan Usia Sekolah
79 Kesalahan Mendidik Anak Usia Pra-Sekolah dan Usia Sekolah

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzMecGEwyXc1Vpbc5na3ld8mB4c-lw86lED6_GbS3kGramXtFkD0Y_gmrJIWwsqAXysgEUAQK8XVQIkiNgkkTE_E8XlQkgeY-V_Lgb7ER7ae0D_7JGT2WKZFlvZUsu-FXw9Is0BxrzQKWA/s1600/701c8744fe73c7a44939e47a8044842b.jpg
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (iaitu): sedekah jariah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang soleh” (HR. Muslim no. 1631)

Anak soleh merupakan hasil dari kerja keras orang tuanya. Oleh karena itu, Islam amat mendorong seseorang untuk memperhatikan pendidikan anak-anak mereka dalam hal agama, sehingga nantinya anak tersebut tumbuh menjadi anak soleh. Lalu anak tersebut menjadi sebab, iaitu orang tuanya masih mendapatkan pahala meskipun orang tuanya sudah meninggal dunia.

Selain itu, kewajiban orang tua dalam mendidik anak juga ditekankan dalam firman Allah S.W.T:

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKWYSEyS-oiNrNqHERBpEB-W_nM8fdC6DPI-9SzA1RC1M7v3VdWGOy-6MlYCZ3eJidm1exymbBHYQYFxI71kpVJDqTZQob18D-k2XE3ufljq1TGTbALS0zZOX6rKXI8LWdk-_CjL-xKxDE/s1600/anak+sekolah.jpg

Oleh kerana itu, tidak sepantasnya orang tua tidak memperhatikan “investasi akhiratnya” dengan menyia-nyiakan pendidikan anaknya. Sebelum terlambat, yakni anak menjadi nakal dan tidak tahu kebaikan, perhatikanlah faktor-faktor penyebabnya. Sesal kemudian tidak ada arti.

Berikut ini adalah 31 kesalahan mendidik anak usia pra-sekolah dan 43 kesalahan mendidik anak usia sekolah yang dapat kami kumpulkan:


A.      Kesalahan Mendidik Anak Usia Pra-Sekolah
No
Kesalahan
Seharusnya
1
Tidak memperhatikan tauhid anak
Anak usia pra-sekolah bisa diajarkan pertanyaan mendasar tentang siapa Robmu, siapa Nabimu, apa agamamu, Alloh berada di ‘Arsy, dll
2
Tidak memperhatikan ibadah anak
Anak usia pra-sekolah bisa diajarkan tata cara wudhu dan sholat yang benar sesuai contoh Nabi
3
Mendoakan keburukan pada anak saat marah
Tetap mendoakan kebaikan, karena bisa jadi doa itu dikabulkan
4
Tidak membantu istri dalam mendidik anak, hanya menyerahkan tanggung jawab begitu saja
Mendidik anak hukumnya wajib, sehingga Anda harus mempergauli dan menyediakan waktu khusus untuk mereka
5
Menjauhi anak dengan alasan pekerjaan, atau bahkan dakwah sekalipun
Tanyakan kepada diri anda, kebaikan apa yang sudah Anda ajarkan setiap hari
6
Menutup diri dari anak-anak, tidak mendengar pendapat dan permasalahan mereka
Jadikanlah saat berkumpu menjadi menyenangkan, terbuka, dan lapang dada
7
Kurang memperhatikan program/jadwal pendidikan anak
Disiplin dengan program/jadwal pendidikan yang telah ditetapka
8
Tidak meniatkan apa pun saat mendidik
Niatkanlah dengan banyak hal seperti berharap pahala amal jariyah dan mengembalikan kemuliaan islam
9
Melupakan keteladanan para salaf dalam materi pendidikan
Niatkan dan teladani para sahabat, para ulama, dan orang-orang sholih dalam memanfaatkan waktu untuk menuntut ilmu, sehingga anak-anak kita bisa meneladani para panutan tersebut
10
Mendidik anak dengan televisi
Dewasa ini, televisi menjadikan sarang kebobrokan moral, jauhkanlah dari keluarga kita
11
Tidak meng-update metode pembelajaran
Ikutilah perkembangan baru dalam pendidikan sebagai tambahan dari teori dan metode dasar pendidikan yang telah diketahui
12
Tidak memberikan keteladanan orang tua
Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya, berikanlah keteladanan
13
Tidak memperhatikan perkembangan anak menurut usia mereka
Faham dan mengerti tabiat pada fase-fase umur anak
14
Meremehkan, mencela, dan merendahkan mereka
Mempergauli dengan baik serta menghormati sebagaimana anak yang sudah besar
15
Terlalu sering menghukum, terutama hukuman fisik
Sering memotivasi, memberi semangat, dan hadiah dengan cara beragam. Jika memukul mereka karena meninggalkan sholat baru boleh dilakukan setelah mereka berumur 10 tahun. Tentu memukul mereka saat berumur kurang dari 10 tahun karena perkara sepele merupakan perbuatan dzolim. Wallohu a’lam
16
Mengritik di depan anak yang lain secara terus menerus
Bila anak salah, koreksilah secara khusus ketika sendiri
17
Selalu mengingatkan kekurangan dan tidak pernah memuji
Memujinya di depan anak yang lain karena kebaikan yang dikerjakan agar dicontoh anak yang lain dan mendoakan kebaikan baginya
18
Mengerjakan segala pekerjaan anak (baik dikerjakan sendiri atau pembantu) dan tidak membiasakannya mandiri/berdikari
Membiasakan anak untuk mengurus diri sendiri, seperti pakaiannya, kamarnya, buku-bukunya, dan memujinya atas perbuatan itu
19
Tidak memperhatikan kebersihan anak
Membiasakan anak selalu menjaga kebersihan, seperti gigi, kamar, dan barang-barangnya
20
Kurang memperhatikan ‘fastabiqul khoirot’ (berlumba-lumba dalam kebaikan) antar anak
‘Fastabiqul khoirot’ akan mendorong semangat berbuat kebaikan yang lebih, sembari diberikan motivasi pahala dan surga
21
Tidak mengetahui dan menumbuhkembangkan potensi anak
Meneliti kecenderungan dan cita-cita anak serta memberikan kesempatan untuk mengembangkannya
22
Tidak mengajaknya bertemu dengan para tokoh yang memiliki keutamaan
Mengajaknya berkunjung ke tempat orang-orang sholih agar bisa turut mengambil faedah
23
Tidak memberikan tempat pribadi bagi anak
Memberikan tempat khusus atau kamar bagi anak yang di dalamnya diletakkan segala miliknya
24
Meremehkan kemampuan seni anak
Memberikan buku-buku cerita, buku gambar, peralatan mewarnai, dsb
25
Hanya menggunakan sarana ‘hardcopy’
Gunakan juga sarana modern, seperti video dan software yang mendidik
26
Tidak membiasakan anak di atas sunnah
Membiasakan doa-doa yang diajarkan nabi dalam segala keadaan, misal doa keluar dan masuk rumah, doa akan dan bangun tidur, doa sebelum dan sesudah makan, dan doa serta adab lainnya.
27
Menjadikan kepergian dan kedatangan anak adalah hal yang biasa tanpa perasaan kasih sayang atau bahagia
Membiasakan anak untuk pamitan dan menyambut kedatangannya dengan bahagia
28
Bersikap keras terhadap anak
Luangkan waktu bermain dengan anak meskipun sebentar agar lebih mendekatkan
29
Tidak membiasakan ruqyah syar’iyyah saat akan tidur
Membiasakan ruqyah syar’iyyah dengan membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas, meniupnya ke kedua telapak tangan lalu mengusapkan ke seluruh tubuh anak yang bisa dijangkau, 3 kali (Muttafaqun ‘alaih)
30
Tidak pernah mencium saat tidur
Mencium saat tidur merupakan wujud kasih sayang pada anak
31
Suami-istri bertengkar di depan anak
Jangan lakukan, anak tidak akan menghargai karisma orang tua
32
Membela anak yang salah
Jangan membela anak yang salah, ajarkan anak untuk mau mengakui kesalahan
33
Berjalan sendiri-sendiri
Gandengah tanggannya saat jalan bersama. Hal ini akan menambah kedekatan


B. Kesalahan Mendidik Anak Usia Sekolah
No
Kesalahan
Seharusnya
1
Tidak memperhatikan tauhid anak
Anak usia sekolah bisa diajarkan mengenai rukun iman dan islam dengan lebih mendetail
2
Tidak memperhatikan ibadah anak
Anak usia pra-sekolah bisa diajarkan tata cara wudhu, sholat, dan puasa yang benar sesuai contoh Nabi dengan menyuruh praktik secara langsung
3
Membiarkan anak suka jajan makanan
Membekali anak ke sekolah dengan makanan buatan sendiri yang higienis
4
Mengizinkan untuk tidak sarapan pagi
Penting untuk memperhatikan menu makan pagi bagi anak
5
Membiarkan anak untuk hanya memakan makanan yang disukainya saja
Mengajarkan kapan, bagaimana, dan apa yang dimakan dengan tetap memberikan kebebasan memilih makanan
6
Tidak memperhatikan pada hari-hari pertama masuk sekolah, bertindak keras dan memaksanya
Memperhatikan dan membuatnya suka dengan sekolah
7
Tidak memperhatikan hubungan antara rumah, sekolah, dan guru, serta tidak pernah mengunjunginya saat di sekolah
Dekat kepada anak dan gurunya, serta terkadang mengunjunginya saat di sekolah sebagai wujud perhatian kepadanya
8
Memberikan teguran keras terus-menerus dan membuatnya menangis karena tidak memperhatikan pelajaran di sekolah
Terus memotivasi anak untuk belajar
9
Membanting/melempar buku saat anak tidak paham
Padahal seharusnya malah diberi motivasi
10
Mengerjakan pekerjaan rumah (PR) anak dan memanjakannya
Mengarahkan anak dalam belajar dan mengerjakan PR (anak harus mandiri mengerjakannya)
11
Membiarkan anak belajar sendiri
Temanilah saat belajar. Bimbinglah, sembari melihat perkembangan anak
12
Menyamaratakan dalam metode mengajar anak
Memperhatikan kondisi setiap anak. Sayang dan berhati-hati dalam memberikan pemahaman ilmiah
13
Tidak mengindahkan acara pertemuan wali murid
Hadir, bertatap muka dengan guru, dan menanyakan perkembangan anak
14
Liburan tanpa kesan pendidikan
Pilihlah liburan yang bermanfaat, yang dapat diambil faidahnya
15
Mencela cara berbicara dan bahasa anak secara terus-menerus, walaupun bercanda
Memberikan kebebasan berekspresi sepanjang masih dalam koridor syariat
16
Tidak menanamkam kegemaran membaca
Menanamkan kegemaran membaca dengan memberikan keteladanan, nasihat, dan buku-buku menarik yang bermanfaat
17
Membiarkan anak membaca cerita fiksi, novel, komik, dan bacaan tidak berguna lainnya
Mengalihkan ke bacaan-bacaan yang bermanfaat seperti siroh Nabi dan orang-orang sholih
18
Sangat membatasai pergaulan anak dan mengungkungnya dalam rumah
Memperluar arena interaksi dengan dunia luar yang menyebabkan pengalaman kehidupan anak bertambah selama tidak membahayakan diri dan agamanya
19
Tidak menyukai anak dengan menganggapnya sebagai musibah dan aib dengan terus-menerus mengejek perkataam dan perbuatannya
Memberikan persepsi kepada anak bahwa dia disukai, menyayangi anak dan menganggapnya sebagai amanah dan karunia
20
Tidak memberikan keteladanan, membiarkan “kurang ajar”
Membiarkan keteladanan dalam akhlak dan ibadah
21
Menakuti dengan jin / hantu
Menanamkan keberanian dan memberikan penjelasan bahwa takut dengan jin / hantu termasuk kesyirikan karena jin / hantu tersebut tidak dapat memberikan kemudhorotan tanpa izin Alloh
22
Hanya sekedar mengobati anak yang cacat, tidak memberikan motivasi
Selain mengobati juga memotivasi (membesarkan hatinya) dan mengembangkan bakat lainnya
23
Membatasi kebebasan dalam mengembangkan bakat
Memberikan kebebasan kepada anak dalam mengembangkan dan menunjukkan bakatnya selama masih berada dalam koridor syariat
24
Keras dalam mendidik kedisiplinan (militerisme)
Mengedepankan kasih sayang dan kelemah-lembutan
25
Membandingkanya dengan anak yang mempunyai kemampuan lebih dan terus mengejeknya
Menanamkan keyakinan bahwa anak anda bisa melebihi mereka yang mempunyai kemampuan lebih
26
Selalu memarahi dan menuduh atas perilaku yang dilakukan anak
Kedepankanlah kasih sayang dan carilah penyebabnya terlebih dahulu
27
Memanjakan anak
Menumbuhkan kemandirian (berdikari) anak
28
Membiarkan ke-egoisan anak
Ajarilah pentingnya menghormati hak orang lain
29
Menyerahkan urusan kebersihan kamar kepada pembantu dan membiarkan anak tidak mandi
Tanamkan kemandirian dalam membersihkan diri sendiri dan lingkungan rumah
30
Tidak mau diajak bermain
Luangkanlah waktu untuk bermain, walaupun sebentar
31
Tidak pernah mengasah otak anak dengan mengambil ibroh dari berbagai kejadian
Mengambil hikmah dari suatu kejadian penting juga akan mengasah kepekaan sosial anak
32
Bangga dengan ketakutan anak pada orang tuanya
Anak yang bahagia, tenang, dan tentram lebih mudah untuk menerima pelajaran apapun
33
Berlebihan mencela kesalahan guru
Jangan berlebihan mengritik kesalahan guru. Guru juga termasuk orang tua yang wajib dihormati
34
Menyebutkan aib-aib guru
Di samping ghibah, hal tersebut akan menjatuhkan kharisma guru. Sebutlah kebaikannya
35
Menganggap anak yang bertanya terus sebagai pengganggu, berisik, dan “bawel”
Anak sering bertanya merupakan perkara lumrah dan bahkan menandakan anak yang cerdas. Orang tua semestinya menjawabnya dengan jawaban ilmiah dan memuaskan, sehingga lebih membangkitkan keinginan anak untuk belajar dan mencari tahu
36
Membiarkan anak menonton hal-hal yang tidak mudhorot di TV
Tidak menghadirkan TV di rumah, mengalihkannya dengan pelajaran ilmu agama yang bermanfaat dari Al-Qur’an dan Sunnah. Ajarkan juga cara memanfaatkan waktu dengan baik dengan keteladanan para salafush sholih
37
Tidak menyuruh sholat pada umur 7 tahun dan tidak memukulnya pada umur 10 tahun jika masih tidak mau mengerjakan sholat (HR. Abu Daud dan Ahmad). Tidak pernah mengajak sholat berjamaah di masjid
Suruhlah sholat pada umur 7 tahun dan pukullah jika masih tidak mau mengerjakannya pada umur 10 tahun. Jika anak dapat tenang di masjid, ajaklah anak untuk ikut sholat berjamaah di masjid.
38
Membiarkan anak mengakhirkan waktu sholat
Ajarilah untuk disiplin atas kewajibannya
39
Tidak pernah mengajarkan/ menyuruh menghafal Al-Qur’an dan hadits
Hafalan Al-Qur’an dan hadits (bisa dimulai dengan arba’in nawawiyah) harus dimulai sejak dini
40
Tidak tahu adab dan akhlak rosululloh
Orang tua harus berilmu terlebih dahulu sebelum mengajarkan adab dan akhlak yang benar
41


Hanya mengajari masalah fikih (misalnya wudhu dan sholat) dengan lisan
Praktikanlah secara langsung dan tuntunlah secara detail
42
Tidak pernah memberikan hadiah / penghargaan kepada anak atas prestasi tertentu
Memberikan hadiah harian / mingguan / bulanan / tahunan akan lebih memotivasi, walaupun sedikit
43
Tidak pernah menghukum anak atas kesalahan yang diperbuatnya
Menghukum dengan hukuman yang sesuai dan tidak terus-menerus membuat anak mau mengakui kesalahan dan jera
44
Cerita dan keluhan anak di sekolah dianggap mengganggu dan membuang waktu
Dengarkanlah ceritanya sambil menasihati kebaikan
45
Membiarkan anak mencari jati dirinya sendiri setelah ABG/dewasa
Masa dewasa sangat rawan terbawa arus, arahkan, ajak bermusyawarah atas perbuatan baik.
46
Membiarkan anak hobi musik, bahkan menghafal syair-syairnya
Musik diharamkan (HR. Bukhori), karena itu harus dijauhkan dari anak-anak. Sibukkanlah dengan menghafal Al-Qur’an dan hadits. Lagu dan musik merupakan seruling setan yang memiliki andil besar dalam merusak akhlak dan jiwa anak.

Disadur dari buku: “Metode Pendidikan Anak Muslim Usia Prasekolah”, jilid 1, hal. 72 s.d. 77, dan “Metode Pendidikan Anak Muslim Usia Sekolah”, jilid 2, hal. 104 s.d 112, keduanya karya Abu Amr Ahmad Sulaiman, penerbit Darul Haq, judul asli: Minhajuth Thiflul Muslim fii Dhou’il Kitab was Sunnah, dengan perubahan (pengurangan dan penambahan) oleh Abu Muhammad dan mengambil faidah dari ceramah Al-Ustadz DR. Ali Musri Semjan Putra di Masjid Imam Asy-Syafi’i, Plaju, Palembang, 10 Februari 2013, berjudul “Pendidikan Anak dalam Islam”.

Penutup
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً
”Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan Jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al-Furqon: 74)

Wallohu a’lam. Semoga Sholawat dan Salam selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad beserta keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya dengan baik hingga hari kiamat

SEKAPUR SIRIH

Artikel berkaitan keagamaan,kesihatan, perkahwinan dan lain-lain di blog ini hanya kompilasi artikel yang dititip daripada akhbar, majalah dan internet. Blog ini memaparkan artikel yang ditulis sendiri dan artikel yang bukan ditulis oleh pemilik blog adalah koleksi peribadi, ada yang sefahaman atau sebaliknya dan bersandarkan kandungan Al-Quran. Pun begitu, janganlah membaca artikel-artikel di blog ini untuk menyangkal atau menyalahkannya, atau mempercayainya jua, tetapi bacalah menurut tujuan sebenar mereka ditulis, iaitu hanya untuk dipertimbangkan pembaca sahaja.
Tidak perlu menulis atau bertindak untuk mengecam, menghina atau mengkhianati kerana perbuatan serupa itu hanya memudaratkan diri anda sendiri.Firman Allah SWT, "Sesungguhnya Kami mengetahui bahawa ia menyedihkan kamu, apa yang mereka mengatakan; namun begitu, bukanlah kamu yang mereka mendustakan, tetapi orang-orang yang zalim, ia adalah ayat-ayat Allah yang mereka menyangkal." (6:33)Pemilik blog bukanlah seorang pakar agama, pakar kesihatan mahupun pakar perkahwinan, justeru itu, pemilik blog tidak dapat menjawab sebarang pertanyaan profesional berkaitan hal ehwal agama, kesihatan, psikologi perkahwinan atau kaunseling rumahtangga dan undang-undang secara mendalam. Pengunjung dinasihatkan supaya mendapatkan bantuan pakar dalam bidang berkaitan bagi masalah / kemusykilan yang dihadapi.Kami sekadar berkongsi ilmu.

Mengamalkan apa yang disiarkan di blog ini tanpa merujuk kepada dalil daripada Al-Quran dan Al-Hadis yang semakna atau hampir semakna dengannya, bukanlah tindakan yang bijak. Yang baik datangnya daripada Allah SWT, yang buruk adalah kelemahan pemilik blog sendiri.
Terima kasih kerana berlapang dada membaca cebisan ilmu yang tidak seberapa di blog ini. Ilmu yang baik dikongsi bersama.

Popular Posts